Diduga Diidap Jokowi, Sindrom Stevens Johnson Penyakit Kulit Berbahaya yang Bisa Mengancam Jiwa

1 day ago 8

loading...

Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diduga mengidap Sindrom Stevens Johnson (SJS) setelah sejumlah potretnya menampilkan perubahan mencolok pada kulit wajah. Foto/TikTok @negeriku_62

JAKARTA - Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diduga mengidap Sindrom Stevens Johnson (SJS) setelah sejumlah potretnya menampilkan perubahan mencolok pada kulit wajah dan lehernya. Meski belum dikonfirmasi, dugaan tersebut memicu perhatian masyarakat terhadap penyakit langka yang bisa sangat berbahaya ini.

Dilansir dari Web MD, Kamis (5/6/2025), Sindrom Stevens Johnson merupakan gangguan kulit serius yang tak hanya merusak jaringan kulit, tetapi juga berpotensi menimbulkan kerusakan pada organ-organ dalam, bahkan mengancam nyawa penderitanya jika tidak ditangani segera.

Baca Juga: Mengenal Sindrom Stevens Johnson Penyakit Langka Serius yang Diduga Diidap Jokowi

Apa Itu Sindrom Stevens Johnson?

Sindrom Stevens Johnson adalah penyakit yang jarang terjadi, namun bisa berdampak fatal. Kondisi ini biasanya muncul sebagai reaksi parah terhadap obat-obatan tertentu atau infeksi.

Gejala kondisi ini dimulai dengan demam, batuk, dan nyeri tubuh, lalu berkembang menjadi lepuhan pada kulit dan selaput lendir, diikuti oleh pengelupasan kulit secara luas. Kulit menjadi sangat sensitif, dan bagian dalam tubuh seperti mulut, tenggorokan, mata, bahkan saluran kemih pun bisa terkena dampaknya.

Dalam banyak kasus, penderita harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Meski sebagian besar pasien dapat sembuh, komplikasi jangka panjang bukan hal yang jarang terjadi. Ini mencakup gangguan pada kulit, kuku, rambut, dan sistem pernapasan.

SJS sering dibandingkan dengan kondisi lain yang lebih parah, yaitu Toxic Epidermal Necrolysis (TEN). Keduanya memiliki gejala yang mirip, tetapi berbeda dalam skala kerusakan kulit. SJS biasanya memengaruhi kurang dari 10 persen permukaan tubuh, sementara TEN bisa mencapai lebih dari 30 persen.

Read Entire Article
Masyarakat | | | |