Stok Pangan Dijamin Aman Sampai Akhir Tahun, Beras Catat Rekor 10,23 Juta Ton

5 hours ago 2

loading...

Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan ketersediaan pangan aman sampai akhir tahun. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan ketersediaan pangan utama, beras, jagung, dan daging cukup hingga akhir 2025. Evaluasi neraca ketersediaan dan kebutuhan komoditas pangan dilakukan secara rutin sebagai dasar penyesuaian kebijakan nasional.

"Ketersediaan pangan nasional dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun 2025," ujar Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi dalam keterangan tertulis, Minggu (18/5).

Baca Juga: Prabowo: Swasembada Pangan di Depan Mata, Produksi Beras-Jagung Tertinggi Sepanjang Sejarah

Bapanas melaporkan, stok beras sampai akhir tahun mencapai 10,23 juta ton. Pada periode Januari–Juni 2025 surplus beras mencapai 3,33 juta ton atau naik 128% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Dengan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar 3 juta ton situasi perberasan dinilai sangat baik, meski tantangan seperti rendemen gabah rendah 50,45% dan kadar air tinggi 29,40% perlu penanganan. "Kita harus meningkatkan edukasi panen dan menambah fasilitas pascapanen," ujarnya.

Ketersediaan daging sapi dan kerbau diproyeksikan 1,11 juta ton melampaui kebutuhan nasional sebesar 766,9 ribu ton. Artinya, masih ada stok 345.000 ton hingga akhir tahun. Pemerintah mengurangi impor daging beku sebanyak 100.000 ton dan menggantinya dengan impor 184.000 ekor sapi bakalan untuk menjaga stabilitas harga.

Baca Juga: Serapan Beras Bulog Tertinggi sepanjang Sejarah, Jawa Barat Kontributor Terbesar Nasional

Sementara, stok jagung diperkirakan 5,63 juta ton dari total ketersediaan 20,48 juta ton dengan kebutuhan nasional sebesar 14,85 juta ton. Pemerintah juga berupaya menjaga harga jagung sesuai acuan Rp5.500 per kilogram. Hingga kini, realisasi impor jagung industri untuk bahan baku makanan, minuman, gluten, dan sweetener baru 350 ribu ton dari kuota 900.000 ton.

Arief menegaskan, penyesuaian kebijakan impor hanya dilakukan di luar masa panen raya untuk menjaga keseimbangan pasokan dan harga. "Untuk kebutuhan industri sudah disepakati dalam rapat, importasi hanya bisa dilakukan di luar masa panen raya," katanya.

(nng)

Read Entire Article
Masyarakat | | | |