Tips Cegah Sakit di Tanah Suci, Ini Waktu Paling Rentan dan Solusinya

3 hours ago 2

loading...

Ibadah haji adalah perjalanan spiritual yang menuntut kesiapan fisik dan mental dalam waktu yang panjang. Foto: Dok SINDOnews

JAKARTA - Ibadah haji adalah perjalanan spiritual yang menuntut kesiapan fisik dan mental dalam waktu yang panjang. Namun, di balik kekhusyukan ibadah, ada tantangan kesehatan serius yang perlu diantisipasi oleh setiap jemaah.

Bukan hanya karena aktivitas padat, tetapi juga karena kondisi iklim, kelelahan, dan penurunan daya tahan tubuh selama perjalanan.

Baca juga: Haji 2025: 5 Aturan Penting yang Perlu Anda Ketahui

Tidak sedikit jemaah haji yang mengalami gangguan kesehatan ringan hingga berat mulai dari dehidrasi, infeksi saluran pernapasan, kelelahan ekstrem, hingga kolaps saat wukuf di Arafah.

Semua ini umumnya terjadi karena jemaah tidak mengetahui waktu paling rentan sakit saat haji dan tidak memiliki strategi pencegahan yang tepat.

Waktu paling rentan sakit saat haji:
- 3 hari pertama setelah tiba di Arab Saudi, karena adaptasi cuaca dan kelelahan perjalanan.
- Menjelang puncak ibadah (Arafah–Mina) saat fisik mulai terkuras.
- Pasca-puncak haji, karena kelelahan kumulatif dan kurangnya istirahat.

Berdasarkan laporan Kemenkes, jemaah haji Indonesia yang dirawat jalan di Tanah Suci, jumlahnya mencapai 26.192 orang pada tahun 2023. Dengan rincian rawat jalan di Madinah sebanyak 24.467 orang, Makkah 1.223 orang, dan di bandara 502 orang.

Sementara yang dirujuk ke rumah sakit mencapai 165 orang, yang berada di Madinah 172 orang, Makkah 13 orang, serta di bandara 11 orang.

Penyakit yang paling banyak dikeluhkan jemaah yakni kelelahan, hypertensive heart disease, gangguan saluran pernapasan, dyspepsia, dan diabetes melitus. Itu adalah 5 penyakit terbanyak yang banyak dikeluhkan jemaah haji.

Menyikapi ini, sejumlah penyelenggara haji mulai menyisipkan pendekatan preventif dalam layanan mereka. Salah satunya Dago Wisata International yang memasukkan edukasi kesehatan dalam program manasik.

Program ini mencakup pemahaman soal hidrasi, pentingnya istirahat cukup, serta antisipasi gejala awal penyakit saat haji. “Kami ingin jemaah bisa menjalankan ibadah dengan sehat dan tenang sampai pulang ke Tanah Air. Maka sejak manasik, kami bekali edukasi kesehatan yang realistis dan aplikatif,” ujar Direktur Utama PT Dago Wisata International H Dodi Sudrajat, Minggu (25/5/2025).

Beberapa pendamping di lapangan juga diberikan pelatihan dasar untuk menangani gangguan kesehatan ringan secara cepat sebagai langkah awal menjaga jemaah tetap sehat selama beribadah.

“Kami percaya ibadah yang khusyuk dimulai dari tubuh yang kuat. Karena itu, kesehatan jemaah adalah bagian dari ibadah yang kami jaga bersama,” katanya.

Pendekatan seperti ini diharapkan dapat mendukung jemaah dalam menjalani ibadah haji secara lebih tenang, aman, dan sehat. Dengan memahami waktu paling rentan sakit saat haji dan memiliki partner perjalanan yang sigap, perjalanan spiritual dapat menjadi pengalaman yang berkesan dan penuh keberkahan.

(jon)

Read Entire Article
Masyarakat | | | |